okezone.com - Setiap pengusaha dituntut memiliki kejelian terhadap sekitarnya. Salah satu pengusaha yang jeli melihat keadaan adalah Irianto. Pengusaha asal Probolinggo tersebut menyulap limbah kapal yang sudah tidak terpakai menjadi furnitur antik berdaya jual tinggi.
Melalui sebuah perusahaan furnitur yang dimilikinya, Antique & Rustic Furniture Cipta Graha Art, Irianto memproduksi beragam jenis furnitur dan aksesoris nan antik. Beberapa di antaranya kursi, meja makan, kaca cermin, frame, hingga partisi.
"Kita membuatnya dari kayu bekas kapal-kapal besar di Probolinggo. Tidak cuma di sana, kita juga dapat bahan baku limbah kapal ini dari daerah pesisir sekitar Jawa. Ada juga beberapa di luar pulau Jawa tapi enggak banyak," kata Marketing Antique & Rustic Furniture Cipta Graha Art, Iwan Setiawan kepada Okezone belum lama ini.
Iwan menyebut, alasan penggunaan limbah kapal menjadi bahan baku furniture antara lain karena ingin mempertahankan tekstur alami dari badan kapal. Hal itu juga dianggap mampu menambah nilai antik dari furniture tersebut.
"Ini semua kayu lama. Kalau kayu baru justru enggak bagus. Limbah kapal yang berupa kayu bekas tersebut justru bagus. Ada tekstur-tekstur alami yang terbentuk karena hempasan ombak, hingga batu karang," ujar dia.
Furnitur dan aksesoris yang diproduksi di perusahaannya beraneka ragam ukuran dan harganya. Misalnya, sebuah frame dari yang terkecil ukuran 20x30 dibanderol seharga Rp60 ribu dan kaca cermin ukuran 2x80 seharga Rp1,2 juta.
"Lama pembuatannya beda-beda. Tergantung tingkat kesulitan dan ukurannya. Kalau kaca cermin yang besar tadi bisa tiga hari, tapi kalau frame yang kecil-kecil bisa setengah jam untuk satu frame," ujarnya.
Meski berbahan dasar limbah kapal, Iwan menyebut perawatan furniture ini sangatlah mudah. Furniture ini juga sangat kuat dan berat sehingga terlihat sangat kokoh.
"Perawatannya cukup dibersihin saja pakai lap kering. Cuma karena inikan kayu dulu terbiasa di laut, jadi kalau lama-lama kena air tawar palingan cuma menghitam. Makanya kita lapisi dengan cat sedikit," tutup dia.
sumber : http://economy.okezone.com
Melalui sebuah perusahaan furnitur yang dimilikinya, Antique & Rustic Furniture Cipta Graha Art, Irianto memproduksi beragam jenis furnitur dan aksesoris nan antik. Beberapa di antaranya kursi, meja makan, kaca cermin, frame, hingga partisi.
"Kita membuatnya dari kayu bekas kapal-kapal besar di Probolinggo. Tidak cuma di sana, kita juga dapat bahan baku limbah kapal ini dari daerah pesisir sekitar Jawa. Ada juga beberapa di luar pulau Jawa tapi enggak banyak," kata Marketing Antique & Rustic Furniture Cipta Graha Art, Iwan Setiawan kepada Okezone belum lama ini.
Iwan menyebut, alasan penggunaan limbah kapal menjadi bahan baku furniture antara lain karena ingin mempertahankan tekstur alami dari badan kapal. Hal itu juga dianggap mampu menambah nilai antik dari furniture tersebut.
"Ini semua kayu lama. Kalau kayu baru justru enggak bagus. Limbah kapal yang berupa kayu bekas tersebut justru bagus. Ada tekstur-tekstur alami yang terbentuk karena hempasan ombak, hingga batu karang," ujar dia.
Furnitur dan aksesoris yang diproduksi di perusahaannya beraneka ragam ukuran dan harganya. Misalnya, sebuah frame dari yang terkecil ukuran 20x30 dibanderol seharga Rp60 ribu dan kaca cermin ukuran 2x80 seharga Rp1,2 juta.
"Lama pembuatannya beda-beda. Tergantung tingkat kesulitan dan ukurannya. Kalau kaca cermin yang besar tadi bisa tiga hari, tapi kalau frame yang kecil-kecil bisa setengah jam untuk satu frame," ujarnya.
Meski berbahan dasar limbah kapal, Iwan menyebut perawatan furniture ini sangatlah mudah. Furniture ini juga sangat kuat dan berat sehingga terlihat sangat kokoh.
"Perawatannya cukup dibersihin saja pakai lap kering. Cuma karena inikan kayu dulu terbiasa di laut, jadi kalau lama-lama kena air tawar palingan cuma menghitam. Makanya kita lapisi dengan cat sedikit," tutup dia.
sumber : http://economy.okezone.com
Tag :
Ide Bisnis,
Tips Sukses
0 Komentar untuk "Bisnis Furnitur Antik dari Kayu Bekas"